Selasa, 06 April 2010

Pendidikan Spiritual (Tarbiyyat Ar Ruh)

By: agussyafii

Pendidikan adalah salahsatu proses yang bertujuan membentuk pola perilaku. Misalnya pendidikan kemiliteran, pendidikan kewiraswastaan, pendidikan agama dan sebagainya. Proses itu biasanya membutuhkan peran pendidik (murabbi), tetapi juga bisa mendidik diri sendiri setelah berjumpa dengan pengalaman mendidik. Oleh karena itu pendidikan spiritual lebih menekankan pada pemberian kesempatan agar seseorang mengalami sendiri atau pengalaman spiritual. Jika bercermin pada perilaku nabi Muhammad Shalallahu 'Alahi wa Salam. Maka nampaknya pendidikan spiritual yang dialami oleh nabi Muhammad sebelum menjadi nabi adalah gua Hira. Nabi ber-uzlah menyendiri didalam gua Hira, bertafakkur, mengasah nurani, menajamkan hati dan mengelola emosi serta mengendalikan nafsu.

Dalam perspektif Islam, pendidikan spiritual adalah proses tranformasi sistem nilai Qurani ke dalam potensi kejiwaan seseorang melalui perjuangan dan pelatihan jiwa (mujahadah) agar setiap kali merespon stimulus dalam kehidupan, jiwanya tunduk kepada nilai-nilai tersebut dengan tenang, senang dan yakin. Wujud mujahadah itu adalah zikir, salat malam (qiyam al lail) puasa sunah, zuhud yang disembunyikan(zuhd al qalbiy).

Pendidikan spiritual dilakukan melalui proses perjalanan (asyr wa as suluk) menembus stasiun-stasiun taubat, zuhud, faqr, wara' terus hingga mencapai maqam ma'rifat yang dengan pencapaian itu ia bisa melihat dengan pandangan Allah Subhanahu Wa Tala Mendengar dengan pendengaran Allah. Orang yang mencapai kecerdasan spiritual disebut dengan 'arif atau min al 'arifin secara sosiologis sering disebut sebagai arif bijaksana. Sedangkan Ma'rifat tidak menetap, melainkan sesaat-sesaat (sa'atan sa'atan) seperti hadist riwayat Hanzalah, tetapi pengaruhnya menghunjam dalam kejiwaan seseorang, mempengaruhi persepsi dan mewarnai perilaku yang penuh cinta dan kasih sayang pada sesamanya.

Wassalam,

0 komentar:

Posting Komentar